Pertambahan jumlah penduduk dunia dari tahun ke tahun tak dapat dimungkiri semakin bertambah termasuk di Indonesia. Hal ini mengakibatkan pasokan energi harus mampu mencukupi atau setidaknya mengcover sebagian besar kebutuhan penduduk dunia. Standar hidup yang meningkat, pasokan energi yang terbatas, hingga perubahan iklim yang ekstrem membuat manusia terus menjadi tantangan hingga kini. Manusia harus mampu menciptakan inovasi dan beradaptasi dengan keterbatasan energi yang ada. 

Hingga kini, berbagai gerakan yang melibatkan energi-energi baru terbarukan terus digencarkan di berbagai kalangan. Generasi milenial, entrepreneur, akademisi, bahkan anak-anak yang selama ini dianggap belum mampu menyerap pelajaran tentang energi juga kini menjadi ujung tombak dari masa depan energi di Indonesia. Anak-anak memegang peranan penting dalam perkembangan sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai (lulus) pada usia 12 tahun. Jika merujuk pada pembagian tahapan perkembangan anak, maka anak usia sekolah berada pada dua masa perkembangan, yang pertama yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan yang kedua yaitu masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun). 

Usia ini merupakan saat-saat krusial di mana kemampuan motorik dan sensorik anak sangat tinggi. Anak-anak cenderung menyukai kegiatan fisik seperti bermain bersama teman, senang bergerak di luar ruangan, hingga merasakan segala sesuatunya secara langsung. Hal ini menjadi momentum untuk mereka mampu mempelajari banyak hal, termasuk juga soal energi berkelanjutan. Meski isu-isu energi berkelanjutan banyak dibahas di kalangan milenial, bukan sebuah keniscayaan apabila anak-anak juga turut mengambil peran dalam gerakan ini. Anak-anak inilah yang akan menjadi penerus energi di masa mendatang. 

Anak-anak dan Orang Tua: Bagaimana Menciptakan Sinergitas dalam Menjaga Ketersediaan Energi?
Lantas, bagaimana anak-anak mampu memberikan kontribusinya dalam keberlangsungan energi? Dalam hal ini, peran orang tua juga sama krusialnya dengan anak-anak dalam menciptakan pemahaman akan energi berkelanjutan, di mana mereka mampu menciptakan kiat-kiat hidup sehat dan menumbuhkan sikap menyayangi lingkungan. Orang tua menjadi episentrum atau pusat yang selanjutnya akan dicontoh oleh sang anak dalam setiap tumbuh kembangnya. Banyak kegiatan yang bisa diterapkan ke anak-anak melalui teknik-teknik parenting yang dilakukan orang tua. Narasi-narasi seperti hematlah air, buanglah sampah pada tempatnya, dan matikan listrik apabila tidak digunakan bukan lagi sekadar ucapan tak berarti namun seharusnya mampu menjadi sebuah terobosan apabila mampu diterapkan sejak dini oleh sang anak dan tentunya dibantu orang tua. Kepekaan anak bisa ditumbuhkan sejak dini melalui kegiatan bermanfaat yang mampu menjadi tumpuan energi di masa depan. 

Bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional tahun 2021, yang dilansir dari situs resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, tema Hari Anak Nasional kali ini adalah “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dengan tagline #AnakPedulidiMasaPandemi. Belum berakhirnya masa pandemi hingga kini memang masih menjadi duka bagi sebagian orang, namun hal ini juga mampu menjadi momentum atau kesempatan untuk meningkatkan bonding antara anak dan orang tua dalam mempelajari banyak hal termasuk literasi energi. Anak-anak bisa dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan ringan seperti menanam pohon di halaman rumah, atau yang lebih sedehananya ialah membuang sampah pada tempatnya dan memanfaatkan listrik dan air sebaik mungkin. 

Hal kecil namun mampu memberikan dampak signifikan bagi kehidupan sang anak di masa mendatang. Anak akan jauh lebih mengerti apabila diberikan pemahaman langsung bahwa energi yang digunakan sehari-hari memiliki batas, sehingga harus dijaga sebaik mungkin. Pelajaran tentang alam juga bisa diterapkan dalam kehidupan anak-anak. Anak diajak dan dikenalkan dengan alam serta bagaimana cara menjaganya. Tidak menebang pohon sembarangan, menjaga kebersihan saluran air dan sungai adalah hal sederhana yang anak-anak bisa lakukan demi menjaga keberlangsungan alam dan energi. Menerapkan hidup sehat, mengurangi penggunaan plastik adalah cara lain yang bisa ditempuh anak dan orang tua dalam mendukung gerakan energi terbarukan yang berkelanjutan. 

Bukan sebuah kemustahilan apabila hal-hal kecil di atas menjadi sebuah kebiasaan yang diterapkan di kehidupan anak sejak mereka belia. Pembiasaan sejak dini akan membuat mereka hidup dengan lebih menghargai keberadaan alam serta energi di dalamnya. Hal ini akan membuat mereka lebih bijak dalam menggunakan energi sehingga pemahaman dan awareness mereka akan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Selamat Hari Anak Nasional, majulah terus anak-anak bangsa demi terjaganya energi di masa depan!

Tagged: ,
LATEST POSTS
FOLLOW AND SUBSCRIBE

Anak, Asa untuk Energi Berkelanjutan

oleh Suti Sri Hardiyanti time to read: 3 min
0